Oleh: Ustadz Supriadi Yosup Boni
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ )
[آل عمران: 102]
(يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا )[النساء: 1]
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا )[الأحزاب70: 71]أَلافَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اللهم فَصَلِّ وَسَلِّم علَىَ هَذَا النَّبِي الكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَن تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ ) [الحجرات: 6]
Kaum Muslimin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala….
Topik yang akan kita bicarakan sangat penting, karena pengaruhnya yang besar terhadap kehidupan kita. Jika dimanfaatkan dengan positif maka pengaruh yang ditimbulkan positif. Demikian sebaliknya, apabila digunakan untuk hal negatif hasilnyapun akan negatif. Dia memiliki kekuasaan dalam mengubah pola kehidupan manusia. Topik tersebut adalah media masa dengan segala jenis dan bentuknya.
Realitas kehidupan kita menjadi saksi bahwa media masa, baik media elektronik maupun media cetak atau media online menjadi sarana perubahan yang paling ampuh. Berapa banyak manusia yang menjadi shalih dan bertakwa hanya dengan menonton dan mendengar serta membaca sajian positif yang disuguhkan oleh media masa. Sebaliknya berapa banyak manusia yang menjadi jahat dan bergelimang dengan dosa akibat suguhan media masa yang buruk. Media masa ibarat pedang yang tunduk mengikuti kehendak penggunanya, jika digunakan untuk berdakwah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala maka menjadi sarana dakwah paling baik. Demikian pula jika dimanfaatkan untuk menyebarkan kemungkaran dan kemaksiatan, dalam waktu singkat kehidupan masyarakat akan dikelilingi oleh kemungkaran dan kemaksiatan.
Karena itu, saya mengajak dan menghimbau kepada kaum Muslimin yang mendapatkan limpahan harta dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk berpikir dan berupaya mewujudkan media yang bertujuan menyebarkan ajaran Islam kepada penduduk dunia. Atau setidaknya menyusun dan membiayai sebuah program dakwah yang dapat diserahkan kepada pemilik media yang telah ada. Cukuplah kita saksikan bagaimana sebagian media telah merusak akidah dan keyakinan sebagian kaum Muslimin.
Kaum Muslimin yang budiman...
di zaman ini, media masa telah menjadi penentu yang mengendalikan arah perilaku dan kehidupan masyarakat kita. Karena itu setiap kita dituntut untuk berpikir bagaimana memanfaatkan media masa untuk menyebarkan kebaikan dan memerangi kemungkaran, mengajarkan kandungan Al-Qur’an dan membimbing manusia agar menata hidup mereka di bawah naungan bangunan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Media begitu mudah mengubah pola pikir individu maupun masyarakat. Standar hidup, perilaku, moral, etika, dan tujuan hidup seseorang tidak terlepas dari pengaruh media. Kewajiban kita sebagai pengguna untuk memilih produk yang disuguhkan oleh media, menerima suguhan positif dan menghindari suguhan negatif. Orang tua sudah seyogianya melakukan pengawasan ketat guna menghindarkan generasi kita dari pengaruh negatif media masa. Kita tidak melarang mereka menggunakan media yang ada, namun kita harus melakukan pendampingan dan pengawasan sehingga mereka tidak terbuai dengan suguhan-suguhan negatif. Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengingatkan kita bahwa setiap kita adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya? Setiap pribadi menjadi pemimpin bagi dirinya sebelum menjadi pemimpin bagi orang lain.
Wahai insan pers…
Media merupakan cermin dan gambaran kehidupan umat dan masyarakat. Perhatikan setiap kata yang terlontar dan setiap kalimat yang muncul, objektif lah dalam penyuguhan produk, hangatkanlah diskusi dengan kejernihan pemikiran dan kebenaran prinsip. Ketahuilah hanya dengan hiasan akhlak mulia, akidah yang kuat, dan iman yang teguh lagi kokoh sebuah media menjadi dambaan kaum Muslimin. Kegetiran kemungkaran dan kepedihan bencana yang dihadapi manusia serta pertumbuhan angka kriminalitas yang tidak logis, semuanya disebabkan oleh tidak adanya rasa tanggung jawab terhadap amanah yang ada di pundak kita masing-masing.
Insan pers yang budiman…
Takutlah Anda kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ingatlah hari di mana seluruh amalan Anda akan disodorkan dan dihamparkan di hadapan Anda lalu kalian akan ditanya satu persatu, tak ada sedikit pun yang terlupakan dan luput dari pertanggungjawaban. Janganlah Anda menyodorkan kepada khalayak ramai segala yang Anda dengar atau lihat. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذَّبَا أَنْ يَحْدُثَ بِكُلَّ مَا سَمْعُ
“Cukuplah bagi seseorang dianggap sebagai pendusta ketika ia menceritakan semua berita yang ia dengar.”
Hindarilah menyebarkan berita bohong. Janganlah menyajikan kecuali berita yang mengandung nilai-nilai positif. Jadikanlah profesi Anda sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Giatlah mendakwahkan kebenaran dan menyebarkan kemashlahatan kepada umat manusia. Lawan segala bentuk kemaksiatan dan kemungkaran, hapuskanlah semua bentuk pembodohan dan penyesatan umat manusia. Jauhilah seluruh bentuk propaganda yang hanya menghasilkan penderitaan dan penyesalan.
Insan pers yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala…
Profesi Anda membuka peluang besar bagi Anda untuk ikut andil dalam jalan dakwah dan jihad. Maksimalkanlah untuk mendakwahkan akidah yang benar dan bersih dari goresan-goresan kesyirikan, suci dari tetesan-tetesan takhayyul dan khurafat, terbebas dari noda-noda bid’ah yang menyesatkan. Renungkanlah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kala ia mengutus Muadz ke Yaman sebagai duta kaum Muslimin pertama yang ditugaskan di sana. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berpesan untuk menjadikan Tauhid sebagai prioritas utama dan pertama dalam dakwahnya, lalu ajakan untuk menjalankan perintah shalat kemudian zakat, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang sangat masyhur,
فُلَّتُكُنَّ أَوَّلَ مَا تدعوإليه النَّاسَ شِهَادَةً أَنْ لَا إله إلّا اللهَ ، وَأَنْ مُحَمَّدَا عَبْدَهُ وَرَسُولَهُ ، فَإِنَّ هُمْ أَجَابُوهُ بِذَلِكَ ، فليعلمهم بِأَنْ اللهَ اِفْتَرَضَ عَلَيهُمْ خُمْسَ صَلَوَاتِ فِي يَوْمِ وَلَيْلَةٍ . اُلْخُ
Pupuklah rasa syukur dalam jiwa Anda dan perbanyaklah memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala, sadarilah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menyayangi Anda dengan memberikan kesempatan kepada untuk bergabung dengan dunia media. Dunia yang indah dan sarat dengan pengaruh. Jadikanlah ia sebagai corong perubahan dan jadilah Anda sebagai rasul perbaikan. Ajaklah manusia untuk berakhlak mulia dan bermoral terpuji. Wujudkanlah misi utama Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang disebutkan dalam sabdanya,
إِنَّمَا بَعَثَتْ لِأَتّْتُم مكارمَ الْأَخْلَاقِ
“Tidaklah aku diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala melainkan untuk menyempurnakan akhlak mulia.”
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِـرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَـائِرِ الْـمُسْلِـمِـينَ مِنْ كُـلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِـرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِـيمُ
الحَمْدُ للهِ عَلى إحسَانِهِ ، والشُّكرُ لَهُ عَلَى تَوفِيقِهِ وامتِنَانِهِ ، وأشهدُ أنْ لا إلهَ إلا اللهُ وَحدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ تعظِيماً لِشَأنِهِ ، وأشهدُ أنَّ مُحمَداً عبدُهُ ورسولُهُ الدَّاعِي إلى رضوانِهِ. اللهم فَصَلِّ وَسَلِّم علَىَ هَذَا النَّبِي الكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَن تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْم الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ.
Kaum Muslimin yang di muliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala …
Tidak dipungkiri bahwa dunia media saat ini menghadapi berbagai macam problem yang perlu diperhatikan, agar suatu saat media dapat berperan positif dan memaksimalkan fungsinya sebagai salah satu bentuk sosial kontrol sebuah komunitas. Problem terbesar yang dihadapi adalah kurangnya sumber daya insan pers yang memiliki keahlian dalam ilmu syar’i. Kalaupun ada sebagian besar mereka berpikir untuk meningkatkan standar kelayakan hidup duniawi, sangat sedikit yang berupaya memaksimalkan media untuk menyebarkan dakwah Islamiyah.
Problem yang tak kalah penting adalah kurangnya dukungan finansial beberapa media yang memiliki perhatian besar terhadap perkembangan dakwah Islamiyah. Sehingga tidak sedikit media yang gulung tikar di tengah jalan akibat lemahnya dukungan modal.
Problem ketiga adalah masuknya orang-orang yang tidak memiliki kapabilitas ilmu syar’i dalam menyusun program dan acara religi. Mereka mengikuti hawa nafsu dan pemahaman mereka yang tidak dapat dipertanggungjawabkan keotentikannya. Mereka lupa dengan peringatan dan ancaman Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi mereka yang mengatakan sesuatu atas nama Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa didasari oleh ilmu yang benar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
(وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا) [الإسراء: 36]
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Al-Israa’: 36)
Karena itu setiap insan pres harus menyadari dan menanamkan rasa tanggungjawab moral dalam dirinya sehingga ia tidak menghasilkan karya-karya seni yang menghancurkan. Di samping itu ia harus berupaya untuk tidak menyuguhkan berbagai tayangan yang merusak, seperti kebanyakan sinetron-sinetron yang ada saat ini.
Jika kita mengamati berbagai macam sinetron yang ditayangkan dewasa ini, sisi negatif yang ditimbulkannya jauh lebih banyak dibanding sisi positif yang dikandungnya, terutama bagi anak-anak dan wanita Muslimah.
Sisi negatifnya adalah berkurang atau hilangnya rasa malu dalam hati kaum Muslimin. Betapa tidak, para pemeran dalam sinetron tersebut tanpa rasa bersalah melakukan adegan tak senonoh seperti pelukan, ciuman dan adegan lainnya yang ditonton oleh jutaan pasang mata. Hal ini dianggap biasa, bahkan para pemeran dosa tersebut diidolakan oleh banyak orang. Jika para pendosa telah dianggap sebagai idola dan figur, masihkah ada rasa malu dalam diri?
Meluas dan menyebarnya kemaksiatan dalam bentuk perkataan dan perbuatan merupakan sisi negatif lain yang ditimbulkan oleh tayangan-tayangan tersebut. Oleh sebab itu setiap Muslim harus menyadari bahwa kita hidup di zaman yang dipenuhi oleh berbagai penyimpangan dan pelanggaran. Kita perlu untuk menguatkan keimanan dan meningkatkan ketakwaan dengan melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meninggalkan semua larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pemerintah sebagai pengendali dan pengambil kebijakan, berkewajiban untuk aktif memantau dan mengawasi selurh program dan acara yang disuguhkan oleh media masa, cetak maupun elektronik. Jika pemerintah menemukan acara-acara yang melanggar norma agama dan budaya masyarakat maka ia tidak segan untuk melarang dan menghentikan acara-acara tersebut.
Para pengusaha di bidang media wajib untuk menjadikan media mereka sebagai agent of change ke arah yang lebih baik dan bermartabat. Mengajak masyarakat untuk berakhlak mulia, tunduk dan patuh pada aturan sang pencipta. Tujuan mereka tidak hanya untuk mendapatkan kehidupan materil yang layak di dunia, namun lebih dari itu, yaitu berupaya untuk menemukan kebahagiaan di akhirat kelak.
Kepada masyarakat umum, pilihlah suguhan media yang dapat meningkatkan kualitas keberagamaan dan meninggikan derajat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hindarilah produk-produk media yang merusak agama dan kehidupan duniawi kita. Sebab allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan kemampuan kepada kita untuk memilih, dan ingatlah setiap keputusan yang kita ambil akan dimintai pertanggungjawaban kelak di alam akhirat.
فَاِعْلَمُوا أَنْ اللهَ أَمرَّكُمْ بأمر بَدَأَ فِيه بِنَفْسُه وَثَنَى بِمَلاَئِكَتِهُ الْمَسْبَحَةَ بِقُدُسِهُ وَثُلْثَ بِكُمْ أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ فَقَالَ عِزِّ مِنْ قَائِلِ(إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا) [الأحزاب: 56]
اللَّهُمُّ صِلِّ وَسَلْمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدَ وَعَلَى آله وَصحابَتَهُ وَمِنْ اِهْتَدَى بِهُديِهُ واستن بِسَنَتِهُ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ .ثَمَّ اللَّهُمُّ اُرْضُ عَنْ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ أَبِي بَكَرَ وَعَمَرَ وعثمان وَعَلَيِي وَعَلَى بَقِيَّةَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعَ التَّابِعِينَ وَعَلَينَا مَعَهُمْ بِرَحِمَتِكَ يا أَرحمَ الرَّحِمِينَ .
اللَّهُمُّ إنا نَسْأَلُكَ بِكُلَّ اِسْمَ هَوْلِكَ سَمَّيْتُ بِهِ نَفْسُكِ أَوَأَنْزَلَتْهُ فِي كُتَّابِكَ أَوْ عُلْمَتَهُ أَحَّدَا مِنْ خُلُقِكَ أواستأثرتبه فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكِ أَنْ تَجْعَلَ القرآن رَبِيعَ قُلُوبِنَا وَنُورَ صُدُورِنَا وجلاءَ أحزاننا وَذَهَابَ همومنا وَغُمُومَنَا
اللَّهُمُّ اِغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ والمؤمين وَالْمُؤَمَّنَاتِ الأحياء مِنْهُمْ والأموات .
اللَّهُمُّ أَعَزَّ الإسلام وَالْمُسَلَّمَيْنِ وَأُهِلُّكَ الْكَفَرَةَ والمشركين وَدَمَّرَ أَعَدَّاءَكَ أَعَدَّاءَ الدِّينِ
اللَّهُمُّ أَصلحَ لَنَا دَيِّنَنَا الَّذِي هوعصمة أَمرَّنَا ، وَأَصْلَحَ لَنَا دنياَنَا الَّتِي فِيهَا مَعَاشَنَا وَأَصْلَحَ لَنَا آخرتنا الَّتِي إِلَيهَا مُعَادَنَا وَاِجْعَلْ اللَّهُمُّ حَيَّاتِنَا زِيادَةَ لَنَا فِي كُلَّ خَيِّرَ وَاِجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةَ لَنَا مِنْ كُلَّ شَرَّ
اللَّهُمُّ أَعَنَّا عَلَى ذَكَرِكَ وَشكرَكَ وَحَسَنَ عِبَادَتِكَ
اللَّهُمُّ إنا نَسْأَلُكَ الْهُدى وَاِلْتَقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنى وَحَسَنَ الْخَاتِمَةِ
اللَّهُمُّ اِغْفِرْ لَنَا واوالدينا وَاِرْحَمْهُمْ كَمَا رَبْوَنَا صغارَا
( رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا) [الفرقان: 74]
(رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ) [آل عمران: 8]
( رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ )[البقرة: 201]
عبَادُ اللَّهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعِدْلِ والإحسان وإيتاء ذى الْقربى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكِرِ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكِرُونَ فَاِذَّكَرُوا اللَّه الْعَظِيمَ يَذَّكِرُكُمْ وَاِسْأَلُوهُ مِنْ فُضُلِهُ يُعْطَكُمْ وَلِذَكَرِ اللهُ أَكبرِ وَاللهَ يُعْلِمُ مَا تُصَنِّعُونَ .